Monday, August 26, 2013

Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi




Hakikat Manusia






a. Makhluk = Yang di ciptakan

1. Berada dalam fitrah, lihat ayat berikut: maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Q.S Ar-rum:30) ayat ini menjelaskan bahwa manusia itu diciptakan sesuai fitrah Allah yaitu memiliki naluri beragama (agama tauhid: islam) dan allah menghendaki manusia untuk tetap terhadap fitrah itu.

2. Lemah, manusia di muka bumi ini memiliki perbedaan ras, suku dan kalangan lainnya dan tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan yang lainnya. al-Qur'an pun menegaskan bahwa manusia memang diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang lemah meskipun dalam waktu yang sama ia adalah makhluk yang paling mulia ketimbang makhluk-makhluk lainnya, Allah berfirman: "Dan Manusia diciptakan dalam keadaan lemah" (an-Nisa: 28).

3. Fakir, manusia diciptakan dalam keadaan fakir (membutuhkan Allah) seperti disebutkan pada QS Fatir ayat 15. Wahai seluruh manusia, kamu sekalian adalah orang-orang faqir (butuh) kepada Allah (QS Fathir [35]: 15).

b. Di muliakan

1. Salah satu hal yang mengindikasikan dimuliakannya manusia adalah peniupan ruh pada diri manusia. Allah SWT berfirman, “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS As-Sajdah: 9)

Dalam sebuah hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw menjelaskan bagaimana ruh ditiupkan pada setiap janin manusia. “Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan ciptaannya dalam rahim ibunya, selama empat puluh hari berupa nuthfah, lalu menjadi segumpal darah selama itu pula, lalu menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan mencatat empat hal yang telah ditentukan, yaitu: rezeki, ajal, amal, dan bahagia atau sengsaranya.”

Alam ruh adalah kehidupan pertama yang dilalui oleh setiap manusia. Kemudian pada hari ke-120 dari pertumbuhan sebuah janin, sebagaimana disebutkan dalam hadits diatas, ruh ditiupkan pada jasad manusia. Inilah alam rahim sampai dengan jabang bayi keluar dari rahim ibunya. Begitu terlahir, manusia memasuki alam baru yang disebut sebagai alam dunia.

2. Memiliki keistimewaan, Allah telah memberikan manusia beberapa kelebihan salah satunya ialah potensi yang berupa hati (keyakinan, kehendak dan bebas memilih) ,akal dan jasad. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Seperti yang dijelaskan berikut:

Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS Al-Isra’: 70)

3. Ditundukkan alam padanya, Allah menciptakan gunung-gunung, lautan, sungai, binatang, tumbuhan, dan sebagainya hanyalah untuk kepentingan manusia. Karena Allah telah menundukkan semua itu untuk manusia maka manusia pun dengan akal pikirannya bisa mengelola dan memanfaatkan semua itu untuk kelangsungan dan kesejahteraan hidupnya.


c. Di bebani

Manusia di ciptakan pada dasarnya memiliki 2 amanah. Amanah pertama adalah beribadah kepada Allah, sebagaimana firman-Nya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyat: 56) Sedangkan amanah manusia yang kedua adalah menjadi khalifah diatas muka bumi sebagaimana yang Allah jelaskan dalam QS Al-Baqarah ayat 30: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi (yaitu manusia).”


d. Bebas memilih

Allah memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih yaitu dengan beriman, taat dan bersyukur atau sebaliknya kufur, ingkar, dan tidak bersyukur.


e. Balasan (pertanggung jawaban)

Allah telah memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih, hanya saja dengan kebebasan memilih ini manusia harus siap menanggung konsekuensinya, yaitu adanya balasan atas pilihannya. Jika ia memilih untuk berbuat baik maka iapun akan mendapat pahala, balasan kebaikan, dan surga. Sebaliknya, jika ia memilih untuk berbuat buruk maka iapun akan mendapat dosa, balasan keburukan, dan neraka.

Ahammiyatu Ma’rifatullah (Pentingnya mengenal Allah)

1. Kepentingan mengenal Allah


a. Pada Surat ke - 47. (Surat Muhammad) Ayat 19:


فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ


Yang artinya: Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.

b. Pada Surat ke - 3. Ali ‘Imran ayat 18


شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ


Yang artinya: Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[188] (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

[188]. Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu

c. Pada Surat Al Hajj ayat ke 72-73

Al Hajj 72


وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ تَعْرِفُ فِي وُجُوهِ الَّذِينَ كَفَرُوا الْمُنْكَرَ ۖ يَكَادُونَ يَسْطُونَ بِالَّذِينَ يَتْلُونَ عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا ۗ قُلْ أَفَأُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَٰلِكُمُ ۗ النَّارُ وَعَدَهَا اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ


Yang artinya:

72. Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah: “Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?” Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.

Al Hajj 73


يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ ۖ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ

Yang artinya: 73. Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.

d. Pada Surat Az zumar ayat 67


وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Yang artinya: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya[1316]. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.


[1316]. Ayat ini menggambarkan kebesaran dan kekuasaan Allah dan hanya Dialah yang berkuasa pada hari kiamat.


2. Tema pembicaraan ma’rifatullah

AL BAQARAH ayat 255 (ayat kursi)


اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Yang artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

[161]. Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya


3. Allah Rabbul Alamin (Allah Tuhan Semesta Alam)

Pada Surat Ar rad ayat 16:

Yang artinya: 16. Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah.” Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?.” Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa

AL AN’AM ayat 12 & 19:

Yang artinya: 12. Katakanlah: “Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi.” Katakanlah: “Kepunyaan Allah.” Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang[462]. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman[463].
[462]. Maksudnya: Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada mahluk-Nya.

[463]. Maksudnya: orang-orang yang tidak menggunakan akal-fikirannya, tidak mau beriman.

19. Katakanlah: “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?” Katakanlah: “Allah.” Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Quran (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?” Katakanlah: “Aku tidak mengakui.” Katakanlah: “Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah).”

Pada Surat AL ANKABUT ayat 59:

Yang artinya: 59. (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya.

Pada Surat AN NUUR 24:


Yang artinya: 35. Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus[1039], yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya)[1040], yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

[1039]. Yang dimaksud lubang yang tidak tembus (misykat) ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak tembus sampai kesebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang lain.

[1040]. Maksudnya: pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit ia dapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik.

Tauhid Uluhiyah : Ayat-ayat Allah

a. Ayat Kauniyah

Yaitu ayat-ayat yang terdapat di alam semesta. Kita tidak akan sanggup memikirkan dzat Allah. Tapi yang harus kita pikirkan adalah ciptaan Allah SWT. Keseimbangan penciptaan seharusnya telah membunuh kecurigaan bahwa segala sesuatu terjadi dengan sendirinya di bumi ini. Konsep serba ‘kebetulan’ hanya menjadi takhayul kalau kita memindai alam ini, dan menyimpulkan secara jujur.

b. Ayat Qouliyah

Yaitu ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Qur’an yang senantiasa kita baca sehari-hari. Bila nabi dan rasul terdahulu memperkenalkan Allah kepada kaumnya dengan menggunakan mu’jizat, seperti itu juga Rasulullah Muhammad SAW. Begitu banyak mu’jizat terjadi di zaman Rasulullah. Hanya mu’jizat yang tetap bertahan setelah Rasulullah tiada, adalah Al-Qur’an. Inilah mu’jizat agung yang membuat orang yang memahaminya akan terpukau.

Didukung dalil yang kuat

1. Naqli

Pada Surat AL AN’am ayat 19 :

Yang artinya: 19. Katakanlah: “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?” Katakanlah: “Allah.” Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Quran (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?” Katakanlah: “Aku tidak mengakui.” Katakanlah: “Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah).”

2. Aqli

Pada Surat Ali Imran ayat 190:

Yang artinya: 190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

3. Fitri

Pada Surat AL A’RAAF ayat 172:

Yang artinya: 172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Hal ini Kami lakukan), agar dihari kiamat kalian tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya kami lengah atas ini (wujud Allah).

Pada Surat AL QIYAMAH ayat 14-25 :

Yang artinya: 14. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri

15. meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.

16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya

17. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya

18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.
19. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.

20. Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia,

21. dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.

22. Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.

23. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.

24. Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,

25. mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.


4. Dapat meningkatkan iman dan takwa

1. Kemerdekaan

Pada Surat AL AN’am ayat 82 :

Yang artinya: 82. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

2. Ketenangan

Pada Surat AR RA’D ayat 28 :

Yang artinya: 28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram

3. Berkah

Pada Surat AL A’RAAF ayat 94:

Yang artinya: 94. Kami tidaklah mengutus seseorang nabipun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri.

4. Kehidupan yang baik

Pada Surat AN NAHl ayat 97 :

Yang artinya: 97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

[839]. Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.

5. Syurga

Pada Surat yunus ayat 25 :

Yang artinya: 25. Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)[685].

[685]. Arti kalimat Darussalam ialah: tempat yang penuh kedamaian dan keselamatan. Pimpinan (hidayah) Allah berupa akal dan wahyu untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Pada Surat yunus ayat 26:

26. Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya[686]. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan[687]. Mereka itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya.[686]. Yang dimaksud dengan tambahannya ialah kenikmatan melihat Allah.[687]. Maksudnya: muka mereka berseri-seri dan tidak ada sedikitpun tanda kesusahan.

6. Keridhoan Allah

Pada Surat al bayinnah ayat 8 :

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

Ma’na Al-Islam (Makna Islam)


1. Makna Lafziyan (lafaz) Dari Islam

a. Islaam Al Wajh (Menundukkan Wajah)

Allah SWT menyebutkan agama (diin) dengan persamaan kepada orang yang menundukkan mukanya kepada Allah, kemudian ia berbuat kebaikan dan mengikuti millah Ibrahim sebagai (aqidah) yang lurus. Islam menghendaki umatnya untuk menundukkan muka dan dirinya kepada Allah SWT. Ketundukan itu harus dibuktikan dan diwujudkan dalam amalan berupa kebaikan dan juga didasarkan kepada aqidah yang lurus. Aqidah, amal saleh, dan ketundukan adalah makna Islam secara integral. Islam sebagai diin tidak saja tunduk kemudian tidak beraqidah dan tidak beramal, tetapi Islam mesti menjalankan perkara tersebut secara sempurna.

Dalil

Q.4:125. Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.

b. Al-Istislaam (Berserah Diri)

Allah SWT menyebutkan bahwa agama diberi makna sebagai berserah diri dan ketundukan kepada-Nya. Allah SWT menggambarkan kepada kita bahwa seluruh alam semesta ini, termasuk sebagian manusia saja yang berserah diri kepada Allah SWT Mereka berserah diri kepada AI­lah SWT secara sadar atau pun tidak sadar. Alam semesta seperti langit, bulan, bintang, dan segala sesuatu yang ada di langit berserah diri dan tunduk mengikuti perintah dan petunjuk Allah SWT, yang biasa disebut sunnatullah kauniyah. Begitu pula dengan segala sesuatu yang di bumi kecuali sebagian manusia seperti gunung, batu, tumbuh­tumbuhan, hewan, dan lautan juga mengikuti petunjuk Allah SWT

Dalil

Q.3:83. Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.

Hadits. Diriwayatkan dari Imam Ahmad dari Abdullah Bin Umar bahwasanya Rasulullah SAW Bersabda,"Sungguh beruntunglah orang yang berserah diri, yang diberi rezeki dengan rasa cukup, dan yang merasa puas dengan apa yang telah diberikan Allah baginya" (HR Ahmad).

c. As-Salaamah (Suci, Bersih)


Allah SWT menggambarkan pengikut agama (diin) Islam memiliki qalbun saliim saat kita menjumpai Allah SWT Sifat qalbun saliim sebagai pengikut Islam (muslim) menunjukkan bukti bahwa Islam yang dianutnya adalah agama yang juga suci dan bersih. Islam membawa ajaran kesucian dan kebersihan. Hal ini dapat dilihat dari ajaran Islam mengenai kebersihan secara fisik seperti bersih pakaian, tempat dan badan ketika akan shalat atau kebersihan moral seperti bersih hati dari prasangka, kebencian, dendam dan marah. Islam dengan ajaran ini akan menjadikan penganutnya berhati bersih.

Q. 26:89. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.

d. As-Salaam (Selamat/Sejahtera)

lslam juga bermakna selamat dan sejahtera apabila merujuk kepada arti lafaznya. Allah SWT menyatakan salamun `alaikum, keselamatan atas kamu (orang-orang Islam). Keselamatan adalah ciri dari mereka yang menganut Islam dan juga keselamatan sebagai arti dari salam. Dengan demikian Islam tidak membawa kejahatan dan kerusakan. Islam membawa umatnya dan segala yang ada di alam semesta ini selamat dan sejahtera.

DaIil

QS 6:54. Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat­-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: 'alaamun alaikum'. Tuhanmu telah menetapkan atas diri­ Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Hadits. Dari Abu Hurairah RA Berkata : Rasulullah SAW Bersabda, "Kalian semua tidak akan masuk surga sehingga kamu beriman terlebih dahulu, dan kamu tidak beriman sehingga kamu saling mencintai sesamamu. Sukakah kalian semua aku tunjukkan sesuatu yang apabila kamu kerjakan, niscaya kamu akan saling mencintai sesamamu ? Sebarkanlah salam antara sesamamli " (HR,Muslim).

e. As-Salm (perdamaian)

Secara bahasa Islam juga bermakna salam atau perdamaian. Penjelasan ini disebutkan dalam Al Qu surat 47 ayat 35, dimana Rasulullah Muhammad SAW diminta oleh Allah SWT untuk tidak rneminta perdamaian karena ketakutan. Mereka, orang kafir, adalah lemah dan selalu menghalangi umat Islam dari agama Allah. Oleh karena itu, janganlah kita lemah dan meminta berdamai. Kaitan dengan topik yang sedang dijelaskan adalah kalimat salmi, yang disebutkan dalam Al Quran adalah bahasa lain dari Islam sehingga dapat disebutkan bahwa Islam adalah Perdamaian.

Dalil

QS. 47:35. janganlah kamu lernah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (Puh) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal­amalmu.

2. Kalimah Al-Islaam (Kalimat Islam)

Islam di dalam Al Quran disebut diin, seperti yang ditulis Abul A'la Al Maududi di dalam bukunya Prinsip-prinsip Islam. Hal ini mengandungi arti sistem kehidupan yang menyeluruh termasuk ibadah, kemasyarakatan, politik dan jihad. Islam mencakupi keseluruhan hidup dan Islam secara lengkap menyediakan keperluan manusia untuk mengatur kehidupan.

Dalil

QS. 3:19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

QS. 3:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

a. Al-Khuduu' (Tunduk)

Kami dengar dan kami taat adalah sikap orang yang tunduk. Ketundukan tersebut merupakan dasar Islam yang mengandungi arti berserah diri. Kalimat Islam juga mengandung ketundukan yang dapat menghantarkan kepada kemenangan.

Dalil

QS. 24:5 1. Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

b. Wahyan Ilaahi (Wahyu Allah)

Panduan Islam adalah Al Quran dan Sunnah. Al Quran adalah wahyu Ilahi sehingga Islam adalah dari Allah SWT bukan dari manusia. Islam bukan buatan manusia tetapi Islam adalah firman Allah. Dengan demikian tidaklah mungkin Islam disamakan dengan agama, kepercayaan, dan faham lainnya. Islam tidak akan mungkin kurang, tidak lengkap dan tidak sesuai tetapi Islam sangatlah sesuai dengan manusia yang juga diciptakan oleh Allah SWT. Allah SWT mengetahui secara pasti siapakah manusia sedangkan manusia tidak akan mungkin mengenal manusia secara sempuma. Oleh karena itu panduan dan aturan hidup buatan manusia atau faham seperti materialisme, kapitalisme, komunisme, dan lainnya tidak akan sesuai dengan manusia bahkan akan membawa kehancuran manusia.

Dalil

QS. 53:4. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

QS. 21:7. Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.

c. Diin Al-Anbiyaa, Wa Al-Mursaliin (Diin Para Nabi Dan Rasul)

Diin Islam adalah diinnya para nabi dan rasul. Mereka semua membawa dan menyampaikan Islam kepada kaumnya dan manusia secara umum. Allah menuninkan kitab kepadanya dan kemudian diamalkannya. Kesamaan Islam yang dibawanya adalah menyeru manusia agar menjadikan Al­lah sebagai satu-satunya ilah. Perbedaan di antara para rasul adalah minhaj dan syariahnya yang mana Allah SWT menjadikannya yang mengikuti keadaan masyarakat dan waktunya.

Dalil

QS. 2:138. Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.

QS. 3:84. Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma' il, Ishaq, Ya' qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, ' Isa, Dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda­-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada­ -Nyalah kami menyerahkan diri".

Hadits. Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW ;l ersabda, "Kami, para nabi, adalah saudara seayah karena pangkal agama kami Satu" (HR. Bukhari).

d. Ahkaamullaah (Hukum-Hukum Allah)

Kitab Al Quran merupakan kebenaran Islam yang didalamnya mengandung hukum-hukum Allah sebagai tempat kita merujuk bagi panduan hidup di dunia dan di akhirat Islam sebagai hukum Allah yang berfungsi juga memberikan hukuman dan penilaian kepada manusia.

Dalil

QS. 5:48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian­ Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

Hadits. Dari Abdurrahman Abdillah bin Umar bin Khattab RA berkata : "Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda,"Bangunan Islam itu atas 5 perkara, mengakui bahwa tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah, puasa bulan ramadhan" (HR.Bukhari-Muslim).

QS. 5:50. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?

e. Ash-Shiraath Al-Mustaqiim (Jalan Yang Lurus)

Islam adalah jalan yang lurus. Oleh sebab itu siapa yang hendak mencapai tujuan yang benar dalam hidupnya mestilah mengikuti jalan lurus ini (Islam). Selain agama Islam adalah tidak lurus. Di mana jalan ini akan membawa kepada kesesatan karena tidak jelas hendak dibawa kemana. Selain Islam, panduan hidup dari liberalisme, hedonisme, komunisme, kapitalisme, dan sebagainya akan membawa kepada kerusakan potensi manusia itu sendiri. Islam justru membina dan memelihara potensi tersebut menjadi baik.

Dalil

QS. 6:153. Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.

Hadits. Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan dari Adullah bin Mas'ud RA dia berkata, "Rasulullah SAW membuat garis dengan tangannya, kemudian beliau bersabda, "Inilah jalan Allah yang lurus." Kemudian beliau membuat garis di sebelah kiri dan kanan garis tadi, lalu bersabda,"Inilah jalan-jalan yang lain, tiada satupun di antara jalan itu melainkan ia ditempati oleh syaitan yang mengajak manusia ke jalannya." Kemudian beliau membacakan ayat dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-lalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai berakkan kamu dari jalan-Nya (HR Hakim).

f. Salamaah Ad-D,myaa Wa Al-Aakhirah (Keselamatan Dunia Dan Akhirat)

Islam sebagai diin menyuruh umatnya untuk mencari akhirat dengan tidak meninggalkan dunia. Dunia dan akhirat adalah sasaran yang perlu dicapai secara baik dan selamat. Dengan mengamalkan Islam maka kita akan memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat. Islam mengajarkan keseimbangan atau tawazun sehingga umatnya akan mendapatkan kebahagiaan.

Dalil

QS. 16:97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki -laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri dan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.


QS. 28:77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang Berbuat kerusakan.


Hadits. Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Allah tidak menzalimi suatu kebaikan bagi seorang mukmin. Kebaikan itu diberikan kepadanya di dunia dan diberikan pula pahalanya di akhirat. Adapun orang kafir, maka dia diberi makan di dunia karena aneka kebaikannya, sehingga apabila dia telah tiba di akhirat, maka tiada satu kebaikan pun yang membuahkan pahala" (HR. Muslim).

3. Al-Islaam Ya'luu Wa laa Yu'laa `Alaih (Islam Tinggi Dan Tiada Kerendahan Di Dalamnya)

Apabila melihat dari keseluruhan makna Islam maka dapatlah disimpulkan bahwa Islam adalah berserah diri sehingga mendapatkan kebahagian di dunia dan akhirat. Islam berarti aqidah, amal saleh, dan tunduk kepada Allah. Islam adalah sistem kehidupan yang lengkap. Islam adalah kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan. Dengan makna demikian maka sangatlah sesuai apa yang disebutkan Nabi SAW bahwa Islam itu tinggi dan tiada kerendahan di dalamnya (Islaam ya'luu uaa laa yu'laa alaih). Pengertian tinggi berarti Islam di atas dari semua agama, kepercayaan, pemahaman atau pedoman hidup lainnya (Q. 48:28, Q. 9:33). Islam tinggi memberi arti pula bahwa Islam mempunyai izzah, prestise, harga diri dan kehormatan

Dalil

Hadits. Islam tinggi dan tiada kerendahan di dalamnya.

QS. 48:28. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan­Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.

QS. 9:33. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun or­ang-orang musyrik tidak menyukai.



Share this

0 Comment to "Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi"

Post a Comment